Kiranya cukup jelas bahwa istilah Topeng yang dimaksud adalah penutup muka yang dalam bahasa Sunda disebut Kedok, terbuat dari kayu diukir serta diwarnai yang selaras dengan perwatakan atau tokoh tertentu, umumnya dari ceritera wayang Purwa dan cerita Panji atau Menak.
Khasanah tari Topeng di Jawa barat terdapat dalam dua macam pagelaran, yaitu Wayang Wong, Wayang orang, yang oleh Dr. Th. Pigeuaud dalam bukunya disebut Permainan Topeng Besar (Grofe Topengspel) dan Topeng babakan disebut permainan Topeng kecil (Kleine Topengspel)
Untuk membedakan wayang Orang yang menggunakan Topeng dan Kedok atau istilahnya Wayang Topeng adalah suatu karya yang mempertunjukan suatu ceritera utuh atau sebagian saja, dengan menggunakan antawacana, dialog, yang disampaikan oleh Dalang.
Pada bagian percakapan, para pelaku/penari hanya mempertunjukan gerak-gerak sebagaimana seseorang sedang berbicara. Di antaranya para pelaku hanya Panakawan yang berbicara langsung/sendiri karena mereka menggunakan topeng hanya menutupi setengah bagian atas mukanya.
Suatu rombongan Wayang Topeng biasanya harus terlebih dahulu mempunyai perbendaharaan topeng sekitar tigapuluh buah, sesuai dengan banyaknya peran yang harus tampil pada sekian banyak ceritera yang biasa dipergelarkan.
Pakaian Wayang Topeng, sama dengan busana yang dipakai dalam tari Wayang tanpa topeng. Untuk Wayang Purwa bentuk tutup kepala mendekati Wayang Golek sedang untuk ceritera Panji atau Menak bertolak dari bentuk-bentuk tutup kepala Wayang Golek Cepak
Pelaku tarian tak banyak berbeda dengan tari wayang tanpa kedok begitu pula gending-gending yang digunakan, kebanyakan gending rerenggongan
Lain halnya dengan Topeng Babakan yang hanya mempertunjukkan tari-tari tunggal, peran utama dari ceritera Panji. kiranya di sini baik tarian maupun gending-gendingnya mempunyai perbendaharaan tersendiri serta kenyataannya lebih beragam. Begitu pula tata busana yang mempunyai perbedaan tertentu yang cukup jelas. Bagian pakaian yang paling khas pada Topeng Babakan ini adalah sepotong kain penutup punggung sampai ke pinggang yang disebut Mongkrong. Sedang tutup kepala lain skali dengan yang biasa pada Wayang Topeng, yaiutu yang disebut Gambuh atau Sobrah terbuat dari rambut asli berbentuk lingkaran serta ditambah siger dari kulit ditatah dan diwarnai serta rawis atau rumbe yang terurai, di pinggir ada bagian yang disebut Pilis, hiasan bunga-bunga yang ditancapkan pada gambuh. Dan tepat di tengah siger depan itu tergantung dua bulatan dibubuhi hiasan mengkilap bernama Picisan karena besarnyapun sebesar uang picis atau disebut juga Panopengan. Setiap topeng dibungkus dengan sehelai kain sebesar saputangan yang disebut Ules.
Rumpun tari topeng Babakan inilah yang selanjutnya menyebar ke seluruh wilayah di Jawa Barat. disayangkan bahwa yang menyebar itu hanyalah satu tarian, Kalana, di antara sekian banyak tarian pokok pada rumpun Topeng Babakan, yaitu Panji, Pamindo/Samba/Rumiang, Tumenggung/Patih dan Kelana. Perlu kiranya ditekankan bahwa Topeng Babakan ini lebih menonjolkan tariannya daripada lakonnya seperti yang terdapat pada Wayang Topeng.
Mengenai perwatakannya ada keselarasan dengan Tari Wayang yaitu: Panji laras dengan Satria Lenyep, Pamindo/Samba/Rumiang selaras dengan Satria Lanyap, Tumenggung selaras dengan Ponggawa serta Kalana selaras dengan Danawa. Disamping itu warna topengpun berbeda satu sama lain disesuaikan dengan latar belakang perwatakannya. Panji berwarna putih melambangkan keagungan, kehalusan dan kebaikan; Samba berwarna biru dan melambangkan kepuasan; Tumenggung berwarna merah muda melambangkan kemauan serta Kalana berwarna merah tua melambangkan nafsu dan amarah
Meninjau sifat gerakannya hampir ada kesamaan dengan tahapan gerak pada tari Wayang hanya perbendaharaannya berbeda sampai pada batas tertentu. Dimulai dengan memperhatikan gerak-gerak kepala yang bernama godeg dikir seperti orang sedang berzikit, godeg salawe, yaitu gerak-gerak kepala cepat dan berulang banyak sekali, godeg gebes pacul di mana kepala tetap tegak serta ujung dagu bergerak pada bidang mendatar dari kiri ke kanan, godeg hayam kabuhulan seperti ayam yang tersumbat kerongkongannya dengan makanan yang keras, godeg angka dalapan dimana ujung hidung membuat angka delapan pada bidang yang tegak. Beberapa bagian pada penutup kepala menambahi pula perbendaharaan gerak khas tari Topeng, seperti godeg sambil memegang mamas, lalu gerak alung rawis, yaitu membuang rawis ke depan, ngusap pilis dan kembang ules yaitu melipat-lipat pembungkus topeng yang kemudian dilemparkan dengan gerakan tari, itulah beberapa contoh yang menandakan kekhasan Tari topeng serta tidak ada pada tari Sunda lainnya. Gerak tangan yang khas ialah disebut banting panangan yaitu membantingkan tangan sehingga menghempas. Menyimpan sopder di atas gambuh sambil berputar adalah galeong khas topeng. Dan gerakan sampur lainnya sangat banyak dilakukan pada Tari Topeng dibandingkan dengan tarian lainnya serta banyak pula ragamnya, seperti capit soder, alung soder ke berbagai arah, sepak soder, kembang soder dan ulin soder. Gerakan kaki yang juga khas adalah bergeser sebelah kaki bergantian atau sama-sam ke depan dibarengi dengan cepeng rawis atau ulin soder. Biasanya gerakan tersebut dilakukan sebelum beralih gending dan setelahnya akan menyusul gerak Sonteng di mana kaki diangkat lalu melangkah serong ke depan disertai pula dengan berbagai pola gerak tangan atau soder.
Untuk gending-gending iringan terdapat kekhususan, yaitu Panji menggunakan gending Kembang Sungsang, Samba gending Kembang Kapas, Tumenggung gending Tumenggung, Rumiang gending Rumiang dan Kalana gending Gonjing. Setiap gending tersebut terdiri dari bagian-bagian di mana iramanya pun naik turun dimainkan pada perangkat gamelan lengkap.
Kelainan lain daripada Tari Topeng adalah cara menabuh kendang yang ditakol/dipukul dengan masing-masing satu alat pemukul pada tangan kiri dan kanan, kecuali pada Tari Tumenggung seperti menabuh kendang biasa.
Seperti kelengkapan kendang untuk mengiringi tari Sunda umumnya, tari Topeng juga digunakan satu kendang besar dan dua kendang kecil, kecuali sering ditambah dngan satu lagi kendang besar untuk tarian yang cara menabuhnya dengan alat pemukul di kedua belah tangan.
Satu nama pertunjukan rakyat yang menggunakan kata Topeng adalah Topeng banjet atau Topeng saja, namun kedok/topeng tidak selalu digunakan, hanya pada bagian tertentu saja.
( Topeng = Tari, Topeng = Penutup muka/Kedok)
Khasanah tari Topeng di Jawa barat terdapat dalam dua macam pagelaran, yaitu Wayang Wong, Wayang orang, yang oleh Dr. Th. Pigeuaud dalam bukunya disebut Permainan Topeng Besar (Grofe Topengspel) dan Topeng babakan disebut permainan Topeng kecil (Kleine Topengspel)
Untuk membedakan wayang Orang yang menggunakan Topeng dan Kedok atau istilahnya Wayang Topeng adalah suatu karya yang mempertunjukan suatu ceritera utuh atau sebagian saja, dengan menggunakan antawacana, dialog, yang disampaikan oleh Dalang.
Pada bagian percakapan, para pelaku/penari hanya mempertunjukan gerak-gerak sebagaimana seseorang sedang berbicara. Di antaranya para pelaku hanya Panakawan yang berbicara langsung/sendiri karena mereka menggunakan topeng hanya menutupi setengah bagian atas mukanya.
Suatu rombongan Wayang Topeng biasanya harus terlebih dahulu mempunyai perbendaharaan topeng sekitar tigapuluh buah, sesuai dengan banyaknya peran yang harus tampil pada sekian banyak ceritera yang biasa dipergelarkan.
Pakaian Wayang Topeng, sama dengan busana yang dipakai dalam tari Wayang tanpa topeng. Untuk Wayang Purwa bentuk tutup kepala mendekati Wayang Golek sedang untuk ceritera Panji atau Menak bertolak dari bentuk-bentuk tutup kepala Wayang Golek Cepak
Pelaku tarian tak banyak berbeda dengan tari wayang tanpa kedok begitu pula gending-gending yang digunakan, kebanyakan gending rerenggongan
Lain halnya dengan Topeng Babakan yang hanya mempertunjukkan tari-tari tunggal, peran utama dari ceritera Panji. kiranya di sini baik tarian maupun gending-gendingnya mempunyai perbendaharaan tersendiri serta kenyataannya lebih beragam. Begitu pula tata busana yang mempunyai perbedaan tertentu yang cukup jelas. Bagian pakaian yang paling khas pada Topeng Babakan ini adalah sepotong kain penutup punggung sampai ke pinggang yang disebut Mongkrong. Sedang tutup kepala lain skali dengan yang biasa pada Wayang Topeng, yaiutu yang disebut Gambuh atau Sobrah terbuat dari rambut asli berbentuk lingkaran serta ditambah siger dari kulit ditatah dan diwarnai serta rawis atau rumbe yang terurai, di pinggir ada bagian yang disebut Pilis, hiasan bunga-bunga yang ditancapkan pada gambuh. Dan tepat di tengah siger depan itu tergantung dua bulatan dibubuhi hiasan mengkilap bernama Picisan karena besarnyapun sebesar uang picis atau disebut juga Panopengan. Setiap topeng dibungkus dengan sehelai kain sebesar saputangan yang disebut Ules.
Rumpun tari topeng Babakan inilah yang selanjutnya menyebar ke seluruh wilayah di Jawa Barat. disayangkan bahwa yang menyebar itu hanyalah satu tarian, Kalana, di antara sekian banyak tarian pokok pada rumpun Topeng Babakan, yaitu Panji, Pamindo/Samba/Rumiang, Tumenggung/Patih dan Kelana. Perlu kiranya ditekankan bahwa Topeng Babakan ini lebih menonjolkan tariannya daripada lakonnya seperti yang terdapat pada Wayang Topeng.
Mengenai perwatakannya ada keselarasan dengan Tari Wayang yaitu: Panji laras dengan Satria Lenyep, Pamindo/Samba/Rumiang selaras dengan Satria Lanyap, Tumenggung selaras dengan Ponggawa serta Kalana selaras dengan Danawa. Disamping itu warna topengpun berbeda satu sama lain disesuaikan dengan latar belakang perwatakannya. Panji berwarna putih melambangkan keagungan, kehalusan dan kebaikan; Samba berwarna biru dan melambangkan kepuasan; Tumenggung berwarna merah muda melambangkan kemauan serta Kalana berwarna merah tua melambangkan nafsu dan amarah
Meninjau sifat gerakannya hampir ada kesamaan dengan tahapan gerak pada tari Wayang hanya perbendaharaannya berbeda sampai pada batas tertentu. Dimulai dengan memperhatikan gerak-gerak kepala yang bernama godeg dikir seperti orang sedang berzikit, godeg salawe, yaitu gerak-gerak kepala cepat dan berulang banyak sekali, godeg gebes pacul di mana kepala tetap tegak serta ujung dagu bergerak pada bidang mendatar dari kiri ke kanan, godeg hayam kabuhulan seperti ayam yang tersumbat kerongkongannya dengan makanan yang keras, godeg angka dalapan dimana ujung hidung membuat angka delapan pada bidang yang tegak. Beberapa bagian pada penutup kepala menambahi pula perbendaharaan gerak khas tari Topeng, seperti godeg sambil memegang mamas, lalu gerak alung rawis, yaitu membuang rawis ke depan, ngusap pilis dan kembang ules yaitu melipat-lipat pembungkus topeng yang kemudian dilemparkan dengan gerakan tari, itulah beberapa contoh yang menandakan kekhasan Tari topeng serta tidak ada pada tari Sunda lainnya. Gerak tangan yang khas ialah disebut banting panangan yaitu membantingkan tangan sehingga menghempas. Menyimpan sopder di atas gambuh sambil berputar adalah galeong khas topeng. Dan gerakan sampur lainnya sangat banyak dilakukan pada Tari Topeng dibandingkan dengan tarian lainnya serta banyak pula ragamnya, seperti capit soder, alung soder ke berbagai arah, sepak soder, kembang soder dan ulin soder. Gerakan kaki yang juga khas adalah bergeser sebelah kaki bergantian atau sama-sam ke depan dibarengi dengan cepeng rawis atau ulin soder. Biasanya gerakan tersebut dilakukan sebelum beralih gending dan setelahnya akan menyusul gerak Sonteng di mana kaki diangkat lalu melangkah serong ke depan disertai pula dengan berbagai pola gerak tangan atau soder.
Untuk gending-gending iringan terdapat kekhususan, yaitu Panji menggunakan gending Kembang Sungsang, Samba gending Kembang Kapas, Tumenggung gending Tumenggung, Rumiang gending Rumiang dan Kalana gending Gonjing. Setiap gending tersebut terdiri dari bagian-bagian di mana iramanya pun naik turun dimainkan pada perangkat gamelan lengkap.
Kelainan lain daripada Tari Topeng adalah cara menabuh kendang yang ditakol/dipukul dengan masing-masing satu alat pemukul pada tangan kiri dan kanan, kecuali pada Tari Tumenggung seperti menabuh kendang biasa.
Seperti kelengkapan kendang untuk mengiringi tari Sunda umumnya, tari Topeng juga digunakan satu kendang besar dan dua kendang kecil, kecuali sering ditambah dngan satu lagi kendang besar untuk tarian yang cara menabuhnya dengan alat pemukul di kedua belah tangan.
Satu nama pertunjukan rakyat yang menggunakan kata Topeng adalah Topeng banjet atau Topeng saja, namun kedok/topeng tidak selalu digunakan, hanya pada bagian tertentu saja.
( Topeng = Tari, Topeng = Penutup muka/Kedok)
No comments:
Post a Comment