Sunday, May 23, 2010

TARI KURSUS

Tari Tayub yang ditertibkan mengalami kepesatan dalam penyebarannya terutama karena cara mengajarkannya yang teratur sehingga mendapat julukan Tari Keurseus dari kata Belanda Curcus (kursus). Boleh dikatakan dengan Tari Keurseus dimulainya ada paguron-paguron Tari Sunda dalam arti dengan menggunakan patokan serta sistim tertentu. Paguron Tari Kursus tersebut menyebar di seluruh Jawa barat semenjak tahun duapuluhan, terutama karena diajarkan di Sekolah Menak (sekolah Pangreh Praja) waktu itu di mana penyebarannya dipermudah karena para lulusan sekolah tersebut disebarkan ke seluruh Jawa Barat.

Di antara Paguron yang cukup dikenal serta menghasilkan banyak penari-penari yang baik adalah Perkumpulan Tari Wirahma Sari yang berpusat di Rancaekek, Kabupaten Bandung di bawah pimpinan R. Sambas Wirakusumah yang pada waktu itu menjabat Lurah Rancaekek. Di antara murid angkatan yang pertama yang cukup dikenal sebagai penari maupun pengajar adalah RB Rubama dari Rancaekek serta R. Sunarya Kusumahdinata dari Bandung yang keduanya telah pula pula menghasilkan murid-muridnya menjadi penari-penari yang boleh dibanggakan.

Tari Kursus yang merupakan tarian yang telah tersusun rapih serta ditarikan dengan tertib, lambat laun merupakan tari peralihan dari Tari Pergaulan ke tari Pertunjukkan karena Tari Kursuspun cukup indah untuk indah untuk ditonton. Boleh pula dikatakan bahwa Tari Kursus tersebut telah merupakan Tari Dasar bagi tari pertunjukkan bagi laki-laki di kalangan Tari Sunda.

Maka Tari Kursus selanjutnya merupakan suatu rumpun tersendiri dalam lingkungan Khasanah Tari Sunda. Golongan pada Tari Kursus yang mungkin juga dapat disebut karakterisasi atau perwatakan, dapatlah dikemukakan sebagai berikut:
1. Lenyepan bersifat lungguh, halus serta berirama lambat
2. Nyatria bersifat lanyap, halus tapi berirama agak cepat
3. Monggawa bersifat gagah, kuat dan berirama sedang

Bila diperhatikan nama perwatakan itu maka nampak adanya penyesuaian dengan perwatakan yang ada pada Pewayangan dan rumpun Tari Topeng yang akan dikemukakan pada pasal berikutnya.
Di samping gerakan-gerakannya telah diatur sedemikian rupa, akhirnya gending-gendingnya juga menjadi tertentu, misalnya untuk :
1. Tari Leyepan menggunakan gending Sulanjana, Udanmas, Banjarsinom dan sebagainya.
2. Tari Nyatria menggunakan gending Gawil dan Kakacangan
3. Tari Monggawa menggunakan gending Panglima, Bendrong dan sebagainya.
4. Tari Ngalana menggunakan gending-gending yang sama dengan Tari Monggawa hanyalah iramanya cepat disebut irama Kering Tilu.

Pada Tari Kursus ini peran penabuh Kendang menjadi sangat penting, karena setiap Paguron mempunyai susunan-susunan tarian yang tertentu yang iramanya sangat ditentukan oleh irama kendang. Sebetulnya hal ini tak begitu berarti kemajuan karena setiap penari jadi sangat tergantung pada penggendangnya sendiri.

Sebelum lalamba dilakukan biasanya setiap penari memberi hormat dengan sembah sambil duduk bersila mando. Tentu hal ini dilakukannya dengan gerakan tari.

Bagian berikutnya setelah lalamba adalah disebut Leyepan, yang gerakan-gerakannya cukup beragam dan makin jauh makin sulit serta kemudian dapat pula ditingkatkan lagi pada tari Nyatria Monggawa dan Ngalana. Untuk jelasnya, beberapa nama gerakan pada tari Leyepan: Jangkung Ilo, Gedig, Mincid, Tindak Tilu, Engkeg gigir... dan sebagainya.
Pada gending yang sama Leyepan ini diteruskan dengan Nyatria yang terdiri dari bagian seperti: Sekar tiba, Nyantana, Mincid Galayar. Menyusul setelahnya Tari Monggawa dengan gending dirubah, lajim disebut ditaekkeun yang berarti ditingkatkan dengan gending lancaran seperti Bendrong atau Palima dan sebangsanya yang juga biasa disebut lagu satu wilet/sawilet.

Gending-gending pengiring tari tayuban antara lain: Gawil, kawitan, Gunung Sari, Kastawa, Gorompol dan lainsebagainya

Boleh kiranya disimpulkan bahwa Tari tayub adalah untuk setiap orang sedangkan sampai sekarang baru terbatas untuk kaum laki-laki, meskipun tidak menutup kemungkinan ditarikan oleh wanita maupun seorang waria.
Adapun pakaian yang dikenakan biasanya ialah tutup kepala bernama Bendo, Jas Tutup atau Jas buka dan Kain batik, Keris dipakainya tersandar, di belakang untuk menyalipkan soder paling banyak digunakan di antaranya pada gerakan sepak soder.

No comments:

Post a Comment